MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN I
Tanda Bahaya dalam Kehamilan
Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester I,II,III
Sri
rulihari.SST.,M.Kes
Disusun
Oleh:
1.
Nur Azizah (1307.024)
2.
Nur Ma’rifah (1307.025)
3.
Resti Eva Lia (1307.026)
4.
Ririn Dwi Ratnasari (1307.027)
5.
Riska wahyuningsih (1307.028)
6.
Salmah Ar-rum Maisyah (1307.029)
7.
Siti Julaikah (1307.030)
AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin Segala
puji hanyalah untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Asuhan Kebidanan I.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua
orang tua yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu
besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Gresik,
24 april 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR
ISI...................................................................................................... 3
BAB I: PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang............................................................................ 4
1.2
Rumusan
masalah...................................................................... 4
1.3
Tujuan
....................................................................................... 4
BAB II: PEMBAHASAN
2.1
Tanda bahaya dalam kehamilan................................................ 5
2.2
Kebutuhan psikologis ibu hamil trimester I, II, III....................... 7
2.3 Suport
dari Keluarga................................................................... 9
2.4 Suport
dari tenaga kesehatan .................................................... 10
BAB III: PENUTUP
3.1
kesimpulan................................................................................ 11
3.2
saran......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap ibu hamil tentu menginginkan bisa
menjalani kehamilannya dengan lancar. Selain perlu mengetahui hal-hal yang
biasanya menyertai jalannya proses kehamilan, ibu hamil juga perlu mengenali
beberapa tanda bahaya pada kehamilan supaya bisa segera mencari pertolongan
medis.
Kehamilan merupakan krisis bagi kehidupan
keluarga yang dapat diikuti dengan stres dan kecemasan. Perubahan dan adaptasi
selama kehamilan, tidak hanya dirasakan oleh ibu tetapi seluruh anggota
keluarga. Oleh karena itu, selama kehamilan seluruh anggota keluarga harus
terlibat terutama suami.
Ketersediaan dukungan sosial untuk
kesejahteraan psikososial ibu hamil adalah hal yang penting. Dukungan dan kasih
sayang dari anggota keluarga dapat memberikan perasaan nyaman dan aman ketika
ibu merasa takut dan khawatir dengan kehamilannya.
Selain dukungan dari keluarga, ibu hamil juga
memerlukan dukungan dari tenaga kesehatan khususnya bidan yang menemani ibu
selama masa kehamilannya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa saja tanda-tanda bahaya
dalam kehamilan?
2.
Bagaimana kebutuhan psikolog
ibu hamil trimester I,II,III?
3.
Bagaimana Suport dari keluarga?
4.
Bagaimana Suport dari tenaga
kesehatan?
1.3 TUJUAN
1.
Mengetahui tanda-tanda bahaya
dalam kehamilan.
2.
Mengetahui kebutuhan psikolog
ibu hamil trimester I,II,III
3.
Mengetahui bagaimana support
dari keluarga.
4.
Mengetahui bagaimana support
dari tenaga kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TANDA BAHAYA DALAM KEHAMILAN
Setiap ibu hamil tentu menginginkan bisa
menjalani kehamilannya dengan lancar. Selain perlu mengetahui hal-hal yang
biasanya menyertai jalannya proses kehamilan, ibu hamil juga perlu mengenali
beberapa tanda bahaya pada kehamilan supaya bisa segera mencari pertolongan
medis. Berikut ini, akan dibahas 9 tanda bahayapada kehamilan yang perlu kita
ketahui.
1. Mual dan muntah berlebihan
(hiperemesis gravidarum)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada saat hamil
sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan menyebabkan keadaan umum tubuh
ibu hamil memburuk. Sebenarnya mual dan muntah merupakan hal yang biasa dialami
oleh ibu hamil pada kehamilan trimester pertama (3 bulan pertama kehamilan),
kurang lebih pada 6 pekan setelah haid terakhir dan umumnya terjadi selama 10
pekan. Akan tetapi, mual dan muntah ini akan menjadi masalah yang sangat
mengganggu jika terjadi secara berlebihan, yaitu ketika terlalu sering dan
parah (bisa sama sekali tidak bisa makan/minum) dan bertahan lebih lama (bahkan
kadang terjadi selama sembilan bulan penuh). Mual dan muntah yang terus-menerus
akan menyebabkan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan) dan kekurangan kadar
mineral dalam tubuh karena banyak cairan tubuh keluar lewat muntahan. Di
samping itu, hiperemesis juga bisa mengakibatkan rusaknya organ hati dan
robeknya selaput lendir kerongkongan dan lambung (sindrom Mallory-Weiss)
sehingga terjadi perdarahan di saluran cerna. Jika tidak dirawat dan mendapat
penanganan yang memadai, hiperemesis bisa menjurus pada kekurangan gizi dan
dapat membahayakan ibu serta janin yang dikandungnya.
2. Kurang darah (anemia)
Anemia ditandai
dengan lemah, letih, lesu, pucat, pusing (kadang berkunang-kunang) dan sering
sakit-sakitan. Anemia atau kurang darah merupakan salah satu penyebab utama
kematian ibu. Ibu hamil yang anemia tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh ibu
dan janin akan nutrisi dan oksigen yang dibawa dalam darah, sehingga
pertumbuhan janin terganggu. Pada saat melahirkan, wanita yang menderita anemia
dapat mengalami syok karena kehilangan banyak darah dan bahkan berisiko pada
kematian.
3. Berat badan ibu hamil
tidak naik
Selama kehamilan, ibu hamil diharapkan
mengalami penambahan berat badan sedikitnya 6 kg. Ini sebagai petunjuk adanya
pertumbuhan janin. Tidak adanya kenaikan berat badan yang diharapkan
menunjukkan kondisi gizi yang buruk pada ibu hamil dan menunjukkan adanya
pertumbuhan janin yang terhambat.
4. Nyeri kepala, gangguan
penglihatan, kejang dan atau koma, tekanan darah tinggi
Gejala-gejala
tersebut dapat merupakan pertanda adanya preeklamsi. Biasanya terjadi pada usia
kehamilan 20 pekan (akhir trimester 2 atau pada trimester 3) walau juga dapat
dijumpai lebih awal. Preeklamsi dapat diikuti terjadinya eklamsi yang bisa
berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
5. Gerakan janin berkurang
atau tidak ada
Sejak usia
kehamilan 5 bulan, ibu sebaiknya memantau gerakan janin. Gerakan janin
diharapkan dirasakan oleh ibu 3 kali setiap jam. Jika ibu merasakan kurang dari
itu, menunjukkan bayi tidak aktif, harus berkonsultasi dengan bidan atau
dokter.
6. Penyakit Ibu yang
berpengaruh terhadap kehamilan
Beberapa ibu
yang memiliki penyakit seperti kencing manis (diabetes mellitus), penyakit
jantung, anemia, dan penyakit lain yang bisa berpengaruh pada kehamilan,
hendaknya sering kontrol dan berkonsultasi dengan dokter. Hal ini untuk
meminimalisir akibat buruk yang bisa muncul dan membahayakan jiwa ibu maupun
janin yang dikandung. Bahkan, dianjurkan untuk mempersiapkan diri ketika
merencanakan untuk hamil.
7. Ketuban pecah dini (KPD)
Ketuban pecah
dini adalah keluarnya cairan ketuban dari vagina setelah kehamilan berusia 22
pekan. Ketuban dinyatakan pecah lebih dini jika terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung. Jika ibu hamil mengalami ketuban pecah dini, hendaknya
segera memeriksakan diri ke bidan atau dokter, karena kondisi tersebut dapat
mempermudah terjadinya infeksi pada kandungan yang dapat membahayakan ibu
maupun janinnya.
8. Perdarahan
Perdarahan dapat
terjadi pada usia kehamilan berapapun, dan bisa menjadi pertanda adanya bahaya
yang mengancam, baik pada ibu maupun janin yang dikandung. Perdarahan pada awal
kehamilan dapat merupakan tanda keguguran. Perdarahan pada usia kehamilan 4-9
bulan dapat menunjukkan plasenta letak rendah dalam rahim dan dapat menutup
jalan lahir. Perdarahan pada akhir kehamilan dapat merupakan tanda plasenta
terlepas dari rahim. Perdarahan yang hebat dan terus menerus setelah melahirkan
dapat menyebabkan ibu kekurangan darah dan merupakan tanda bahaya dimana ibu
bersalin harus segera mendapat pertolongan yang tepat dari bidan atau dokter.
9. Demam tinggi
Demam tinggi
dapat disebabkan karena infeksi atau penyakit lain. Hendaknya ibu hamil yang
mengalami demam tinggi segera memeriksakan diri ke dokter supaya mendapat
penanganan yang tepat terkait demam yang dialaminya. Demam tinggi yang tidak
ditangani dengan tepat dapat meningkatkan risiko terjadinyapersalinan prematur.
2.2 KEBUTUHAN PSIKOLOG IBU HAMIL
TRIMESTER I, II, III
A. TRIMESTER I
Sekarang wanita merasa sedang
hamil dan perasaannya pun bisa menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini
dipengaruhi oleh keluhan umum seperti lelah, lemah, mual, sering buang air
kecil, membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci
kehamilannya perubahan emosi yang sering terjadi adalah mudah menangis, mudah
tersinggung, kecewa penolakan, dan gelisah serta seringkali biasanya pada awal
kehamilan ia berharap untuk tidak hamil.
Pada trimester ini adalah periode penyesuaian
diri, seringkali ibu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya
memang hamil. ibu sering merasa ambivalen, bingung, sekitar 80% ibu melewati
kekecewaan, menolak, sedih, gelisah. Kegelisahan timbul karena adanya perasaan
takut, takut abortus atau kehamilan dengan penyulit, kematian bayi, kematian
saat persalinan, takut rumah sakit, dan lain-lain. Perasaan takut ini hendaknya
diekspresikan sehingga dapat menambah pengetahuan ibu dan banyak orang yang
membantu dan member perhatian. Oleh karena itu sangat penting adanya keberanian
wanita untuk komunikasi baik dengan pasangan, keluarga meupun bidan.
Sumber kegelisahan lainnya adalah aktivitas
seks dan relasi dengan suami. Wanita merasa tidak mempunyai daya tarik, kurang
atraktif adanya perubahan fisik sehingga menjadi tidak percaya diri. Kebanyakan
wanita mengalami penurunan libido pada periode ini. Keadaan ini membutuhkan
adanya komunikasi yang terbuka dan jujur dengan suami. Perubahan psikologi ini
menurun pada trimester 2 dan meningkat kembali pada saat mendekati persalinan.
Kegelisahan
sering dibarengi dengan mimpi buruk, firasat dan hal ini sangat mengganggu.
Dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman akan kehamilan,
bahaya/risiko,komitmen untuk menjadi orang tua, pengalaman hamil akan membuat
wanita menjadi siap. Perasaan ambivalen akan berkurang pada akhir trimester 1
ketika wanita sudah menerima/ menyadari bahwa dirinya hamil dan didukung oleh
perasaan aman untuk mengekspresikan perasaannya.
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui
bahwa dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya perasaan bangga atas
kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya
untuk menjadi seorang ayah dan pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon
ayah akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan
menghindari hubungan seks karena takut mencederai janin.
B. TRIMESTER II
Periode
ini sering disebut periode sehat (radian health) ibu sudah bebas dari
ketidaknyamanan. Selama periode ini wanita sudah mengharapkan bayi. Dengan
adanya gerakan janin, rahim yang semakin membesar, terlihatnya gerakan bayi
saat di USG semakin meyakinkan dia bahwa bayinya ada dan dia sedang hamil. Ibu
menyadari bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya oleh karena
itu sekarang ia lebih fokus memperhatikan bayinya. Ibu sudah menerima
kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih
konstruktif. Sebelum adanya gerakan janin ia berusaha terlihat sebagai ibu yang
baik, dan dengan adanya gerakan janinia menyadari identitasnya sebagai ibu. Hal
ini menimbulkan perubahan yang baik seperti kontak sosial meningkat dengan
wanita hamil lainnya, adanya gelar calon ibu baru, ketertarikannya pada
kehamilan dan persalinan serta persiapan untuk menjadi peran baru.
Kebanyakan wanita mempunyai libido yang
meningkat dibandingkan trimester I, hal ini terjadi karena ketidaknyamanan
berkurang, ukuran perut tidak begitu besar.
C. TRIMESTER III
Periode
ini sering disebut priode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu tidak
sabar menunggu kelahiran bayinya, menunggu tanda-tanda persalinan. Perhatian
ibu berfokur pada bayinya, gerakan janin dan membesarnya uterus mengingatkan
pada bayinya. Sehingga ibu selalu waspada untuk melindungi bayinya dari bahaya,
cedera dan akan menghindari orang/hal/benda yang dianggapnya membahayakan
bayinya. Persiapan aktif dilakukan untuk menyambut kelahiran bayinya, membuat
baju, menata kamar bayi, membayangkan mengasuh/merawat bayi, menduga-duga akan
jenis kelaminnya dan rupa bayinya.
Pada trimester III biasanya ibu merasa
khawatir, takut akan kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada bayinya,
persalinan, nyeri persalinan, dan ibu tidak akan pernah tahu kapan ia akan
melahirkan. Ketidaknyamanan pada trimester ini meningkat, ibu merasa dirinya
aneh dan jelek, menjadi lebih ketergantungan, malas dan mudah tersinggung serta
merasa menyulitkan. Disamping itu ibu merasa sedih akan berpisah dari bayinya
dan kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya selama hamil, disinilah
ibu memerlukan keterangan, dukungan dari suami, bidan dan keluarganya.
Masa ini disebut juga masa krusial/penuh
kemelut untuk beberapa wanita karena ada kritis identitas, karena mereka mulai
berhenti bekerja, kehilangan kontak dengan teman, kolega (Oakley, dalam
Sweet,1999). Mereka merasa kesepian dan terisolasidi rumah. Wanita mempunyai
banyak kekhawatiran seperti tidakan meedikalisasi saat persalinan, perubahan
body image merasa kehamilannya sangat berat, tidak praktis, kurang atraktif,
takut kehilangan pasangan. Bidan harus mampu mengkaji dengan teliti/hati-hati
sejumlah stres yang dialami ibu hamil, mampu menilai kemampuan coping dan
memberikan dukungan.
2.3 SUPORT DARI KELUARGA
Dukungan selama masa kehamilan sangat
dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat
apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa
tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat.
1. Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa
kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan
dan proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang
yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita
mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu
memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri
mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan.
Keterlibatan
suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan meringankan
pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia mungil” di dalam perutnya.
Bahkan,
keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, menurut sebuah
penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What Your Partner Might Need
From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals & Clinics (tahun
2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan
ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan
keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya.
Saat hamil
merupakan saat yang sensitif bagi seorang wanita, jadi sebisa mungkin seorang
suami memberikan suasana yang mendukung perasaan istri, misalnya dengan
mengajak istri jalan-jalan ringan, menemahi istri ke dokter untuk memeriksakan
kehamilannya serta tidak membuat masalah dalam komunikasi. Diperoleh tidaknya
dukungan suami tergantung dari keintiman hubungan, ada tidaknya komunikasi yang
bermakna, dan ada tidaknya masalah atau kekhawatiran akan bayinya.
Menurut
penelitian di Indonesia
Dukungan suami
yang diharapkan istri:
1. Suami sangat
mendambakan bayi dalam kandungan istri
2. Suami senang
mendapat keturunan
3. Suami
menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini
4. Suami
memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan istri/janin yang
dikandung
5. Suami tidak
menyakiti istri
6. Suami
menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri
7. Suami
menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja
8. Suami membantu
tugas istri
9. Suami berdoa
untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya
10. Suami menungu
ketika istri melahirkan
11. Suami
menunggu ketika istri di operasi
2. Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun
lingkungan tempat tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan
emosi ibu hamil. Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap
orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi
bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
Dukungan Keluarga
Dapat Berbentuk :
- Ayah – ibu
kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini
- Ayah – ibu
kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini
- Seluruh
keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi
- Adanya ritual
adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang tidak boleh ditinggalkan
2.4 Suport dari
Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan
dapat memberikan peranannnya melalui dukungan :
Aktif : melalui kelas antenatal
Pasif : dengan memberikan
kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami masalah untuk berkonsultasi.
Tenaga kesehatan
harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar ibu hamil atau pasca
bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan pengunjung.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
·
Ibu hamil perlu mengenali beberapa tanda bahaya pada kehamilan agar bisa segera mencari pertolongan medis
·
Kehamilan merupakan krisis bagi
kehidupan keluarga yang dapat diikuti dengan stres dan kecemasan. Perubahan dan
adaptasi selama kehamilan, tidak hanya dirasakan oleh ibu tetapi seluruh
anggota keluarga. Oleh karena itu, selama kehamilan seluruh anggota keluarga
harus terlibat terutama suami. Selain
dukungan dari keluarga, ibu hamil juga memerlukan dukungan dari tenaga
kesehatan khususnya bidan yang menemani ibu selama masa kehamilannya.
3.2 SARAN
·
Untuk Ibu hamil diharapkan agar menambah pengetahuan
seputar kehamilan agar dapat menjaga kehamilannya tetap dalam keadaan baik
hingga persalinan
·
Untuk keluarga diharapkan agar selalu mendampingi ibu
hamil
·
Untuk tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan agar
selalu memberi dukungan, motivasi dan pendidikan pada ibu hamil. Baik selama
kehamilan, selama persalinan dan selama masa nifas
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar