MAKALAH
ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA
Dosen
Pembimbing:
Suprapti,
SST., M.Kes
Disusun
oleh :
KELOMPOK
4
1.
Nur
Azizah (1307.024)
2.
Nur
Ma’rifah (1307.025)
3.
Resti
Eva Lia (1307.026)
4.
Ririn
Dwi Ratnasari (1307.027)
5.
Riska
Wahyuningsih (1307.028)
6.
Salmah
ar-rum maisyah (1307.029)
7.
Siti
julaikah (1307.030)
AKADEMI
KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK
TAHUN
AKADEMIK 2014-2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas
kehadiran Allah SWT , atas segala limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
Konsep
Tumbuh Kembang Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah.
Sholawat beriring salam juga tak
lupa kami sampaikan kepada nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kehidupan
ini menjadi lebih beradab. Dalam penyusunan makalah ini banyak mengalami
hambatan, namun berkat arahan dan bimbingan dari berbagai pihak maka kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Oleh sebab itu pada kesempatan ini kami
mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan semua
masukan dan arahan sehingga makalah ini dapat diselesikan.
Kami sangat menyadari bahwa makalah
ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan dan masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu saran dan kritik kami harapkan demi kesempurnaan
dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat terutama kami sebagai penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Gresik, 07 November
2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan
masalah................................................................................... 1
1.3 Tujuan.................................................................................................... 1
BAB
II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep
tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah......... 2
2.2 Ciri-ciri
tumbuh kembang............................................................ 10
2.3 Faktor
yang mempengaruhi tumbuh kembang anak................... 11
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan................................................................................... 16
3.2
Saran
........................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Berbicara mengenai anak
(yang termasuk bayi dan balita) tidak dapat dilepaskan dari tumbuh kembang
anak. Proses tumbuh kembang anak merupakan proses yang berkesinambungan mulai
dari lahir sampai dewasa. Ini berarti bahwa tumbuh kembang anak merupakan
sesuatu tahapan proses yang harus dilalui oleh setiap anak. Anak yang sehat
akan menunjukkan tumbuh kembang yang optimal, sesuai dengan anak lain seusianya
dan sesuai dengan parameter baku perkembangan anak.
Dalam melaksanakan
tugasnya yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak, bidan juga bertugas
memberikan asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga.
Salah satu diantaranya adalah mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan
tumbuh kembang bayi dan balita.
1.2 Rumusan masalah
1.
Bagaimana konsep tumbuh kembang bayi,
balita dan anak prasekolah ?
2.
Bagaimna ciri-ciri tumbuh kembang?
3.
Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak ?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui konsep tumbuh kembang bayi, balita dan anak
prasekolah
2.
Mengetahui ciri-ciri tumbuh kembang
3.
Mengetahui faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
2.1 Konsep Tumbuh Kembang Bayi, Balita dan Anak
pra sekolah
A. Pengertian
(Anik Maryunani. 2010)
Pertumbuhan adalah
perubahan fisik dan pertambahan jumlah dan ukuran sel secara kuantitatif,
dimana sel-sel tersebut mensintesis protein baru yang nantinya akan menunjukkan
pertambahan seperti umur, tinggi badan, berat badan dan pertumbuhan gigi.
Perkembangan adalah
peningkatan kompleksitas fungsi dan keahlian (kualitas) dan merupakan aspek
tingkah laku pertumbuhan. Contohnya : Kemampuan berjalan, berbicara dan
berlari.
(Marni dan Kukuh Rahardjo.2012)
Istilah
tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi aiing
berkatan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu petumbuuh dan perkembangan.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ
mauun individu.
Pertumbuhan
bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram,
kilogram), satuan panjang (cm,m), umur tulang dan keseimbangan metabolik
(retensi kalsium, dan nitrogen dalam tubuh).
Perkembangan
(devolepment)adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks. Perkembangan meyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel, jaringan,
organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing
dapat memenuhi fungsinya. (Soetjiningsih, 1998; Tanuwijaya, 2003).
B.
Pertumbuhan dan Perkembangan
(Anik Maryunani. 2010)
Pertumbuhan bayi dan balita
hampir
tidak ada dua bayi yang sama dalam pertumbuhan,ada yang tetap tumbuh
kecil,tetapi ada juga yang menjadi besar,tumbuh sacara berlebihan.diantara
kedua pertumbuhan tersebut dinamakan”pertumbuhan rata-rata”.
Pertumbuhan
rata-rata seorang bayi dipengaruhi oleh:
·
Faktor keturunan
·
Faktor gizi (makanan)
·
Faktor kemampuan oran tuannya
(sosial-ekonomi)
·
Faktor kelamin
·
Faktor ras/suku bangsa
Untuk
menilai pertumbuhan anak,baik bayi maupun balita dapat diambil ukuran-ukuran
“antropometrik”,antara lain:
·
Berat badan
·
Tinggi badan (panjang badan)
·
Lingkar kepala
·
Gigi
·
Organ-organ tubuh.
1. Berat
badan
Pengukuran berat badan
merupakan pengukuran yang terpenting dalam memeriksa bayi/balita.pengukuran
berat badan dapat berfungsi untuk:
·
Menilai keadaan gizi,tumbuh-kembang,dan
kesehatan anak.
·
Memantau kesehatan,misalnya penyakit dan
pengobatan.
·
Dasar penghitungan dosis obat dan
makanan yang perlu diberikan.
Penambahan berat badan
dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik yang biasanya dipertimbangkan
sebagai indikasi menigkatnya pertumbuhan anak dan mungkin menjadi indeks
terbaik menentukan nutrisi bagi anak.
a.
Berat badan bayi baru lahir (neonatal)
Berat badan bayi,dalam
hal ini berat badan pada minggu pertama setelah kelahirannya,bayi akan
mengalami penurunan berat badannya sekitar 10% (sepuluh persen) dari berat pada
saat dilahirkannya.keadaan kemudian merupakan fisiologis yang sering tidak
menunjukkan gejala-gejala.selanjutnya setelah akhir minggu pertama ini berat
badan bayi bertambah kembali pada keadaan berat semula (saat dilahirkan) sampai
hari ke-sepuluh hingga ke-empat belas.
b.
Berat badan bayi(pasca neonatal)(usia 29
hari/1 bulan sampai 1 tahun)
Penambahan berat badan
pada periode ini sangat menyolok.
Menurut
Sumitro(1986)tentang perkiraan berat badan bayi diatas dapat diringkas sebagai
berikut:
·
BB bayi 3 bulan pertama : BB bertambah ±
750 gram/bulan
·
BB bayi umur 5 bulan : 2x BB lahir
·
BB umur 1 tahun : 3x BB lahir
·
BB umur 2 tahun 6 bulan : 4x BB lahir.
c.
Berat badan anak usia bermain (18
bulan-3 tahun)
Joice Engel (1995)
menjelaskan pada usia 18 bulan sampai 3 tahun,pertambahan rata-rata berat badan
anak tiap tahun adalah 2-3 kilogram.Dan pada usia 2 tahun,mencapai sekitar 12
kg. Pada usia 2,5 tahun mencapai berat badan sekitar 4 kali berat badan
bayibaru lahir.
d.
Berat badan anak usia pra sekolah.
Di indonesia, anak usia
pra sekolah, berat badannya naik setiap tahun dengan 1,5-2 kg. Anak pada masa
pra sekolah akan tampak kurus yaitu karena pertumbuhan beberapa organ, jumlah
jaringan bertumbuh sedemikian rupa sehingga jumlah jaringan lemak dibawah kulit
mengurang.
e.
Rumus (formula) berat badan yang
digunakan untuk menentukan berat badan adalah:
(Berat
badan = 8 + 2n kg)
Keterangan : n = jumlah
umur dalam tahun
2. Tinggi
Badan (TB)
Pengukuran
tinggi badan berguna untuk menilai status perbaikan gizi, disamping berkaitan
dengan faktor genetik.
a.
Panjang Badan (PB) Neonatal dan Bayi
Dalam tahun pertama,
panjang badan rata-rata bayi Indonesia bertambah 23 cm . pada umur 1 tahun
panjangnya menjadi 71 cm. Kondisi kecepatan pertumbuhan berkurang sehingga
setelah umur 2 tahun, kecepatan bertambah panjang badan/tinggi badan kira-kira
5 cm.
Tehnik pengukuran
panjang badan:
Mengukur panjang badan
dengan posisi berbaring.
·
Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang
·
Bayi dibaringkan telentang pada alas
yang datar
·
Kepala bayi menempel pada pembatas angka
nol
·
Petugas ke 1: kedua tangan memegang
kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas angka 0 (Pembatas kepala).
·
Petugas ke 2 : tangan kiri menekan lutut
bayi agar lurus. Tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki.
·
Petugas ke 2 : membaca angka di tepi
diluar pengukur.
b.
Tinggi Badan (TB) anak usia bermain
·
Anak usia ini mengalami kenalkan tinggi
badan sekitar 7,5 cm/tahun.
·
Tehnik Pengukuran Tinggi Badan (TB)
Mengkur Tinggi Badan
dengan posisi berdiri :
-
Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
-
Kemudian, anak berdiri tegak menghadap
ke depan.
-
Punggung, bokong dan tumit menempel pada
tiang prngukur.
-
Turunkan batas atas pengukur sampai
menempel di ubun-ubun
-
Baca angka pada batas tersebut.
c.
Tinggi Badan (TB) Anak Usia Pra sekolah
Pertumbuhan
panjang/tinggi badan tidak begitu pesat pada periode ini , akan tetap
berkelanjutan (kontinuitas). Pada umur 5 tahun panjangnya sekitar 2 kali
panjang pada waktu di lahirkan. Penambahan panjang/tinggi badan ini relatif
lenih banyak bila dibandingkan dengan penambahan beratnya, sehingga anak
tersebut kelihatannya tinggi (panjang) tetapi kurus. Pertumbuhan badan dapat
dikatakan hampir sempurana dan mengkoordinasi fungsinya.
d.
Formula (rumus) yang sering di pakai
untuk menentukan panjang/tinggi badan anak dari umur 3 tahun adalah:
Panjang/tinggi
badan = 70 + 5n cm
Keterangan:
N = jumlah umur dalam
tahun
3. Lingkar
Kepala
Tehnik
pengukuran lingkar kepala:
a.
tujuan megukur lingkar kepala : untuk
mengetahui lingkar kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal.
b.
Jadwal pengukuran : disesuaikan dengan
umur anak.
Pada umur 0-3 bulan
dilakukan setiap pemeriksaan ulang atau minimal setiap 3 bulan sekalai.
Pada anak yang lebih
besar, yaitu umur 12-27 bulan, pengkuran lingkar kepala dilakuka setiap 6 bulan
sekali.
Cara mengukur lingkar
kepala :
·
Alat mengkur lingkar kepala pada kepala
anak melewati dahi, menutupi alis mata, diatas kedua telinga, dan bagian
belakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang.
·
Baca angka pada pertemuan dengan angka
0.
·
Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung
umur bayi, anak.
·
Hasil pengukur dicatat pada grafik
lingkar kepala enurut umur dan jenis kelamin anak
·
Buat garis yang menghubungkan antara
ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang.
c.
Interpretasi hasil pengukur lingkar
kepala :
·
Apabila ukuran lingkar kepala anak
berada didalam jalur hijau, maka lingkar kepala anak normal.
·
Apabila ukuran lingkar kepala anak
berada diluar jalur hijau, maka lingkar kepala anak tidak normal
·
Lingkar kepala anak yang tidak normal
dibedakan menjadi 2, yaitu :
Makrosefalus, apabila
berada diatas jalur hijau dan Mikrosefalus, apabila dibawah jalur hijau. (Lihat
: pada grafik lingkar kepala)
4. Gigi
Untuk
pertumbuhan gigi pada janin diperlukan makanan yang mengandung vitamin dan
mineral, antara lain : Vitamin D, kalsium dan sumber mineral lainnya.
a.
pertumbuhan Gigi pada periode Bayi
pertumbuhan gigi bayi,
gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan, yang mula-mula keluar yaitu gigi
tengah atau bawah.
Pada umur 1 tahun,
bagian besar bayi/anak menyusui 6-8 gigi susu.
b.
pertumbuhan gigi pada anak usia bermain
(18 bulan-3 tahun)
pada usia 2 tahun, anak
sudah memiliki gigi sekitar 14-16 gigi, dan pada usia 2,5 tahun, anak sudah
memiliki gigi susu sebanyak 20 buah. Gigi susu ini nanti akan diganti oleh gigi
tetap (gigi permanen)
c.
pertumbuhan gigi pada anak usia
pra-sekolah
pada akhir periode ini
gigi susu mulai rontok dan tumbuh gigi-gigi yang menetap (permanen). Pada masa
ini juga mulai timbul masala-masalah karies gigi dan keluhan gigi. Sedangkan
waktu erupsi (pertumbuhan) gigi tetap. Dapat dijelaskan sebagai berikut :
-
tumbuh gigi geraham umur 7 tahun =
tumbuh gigi seri tetap pertama
-
umur 8 tahun = tumbuh gigi seri tetap
kedua
-
umur 9 tahun = tumbuh gigi geraham kecil
pertama
-
umur 10 tahun = tumbuh gigi geraham
kecil kedua
-
umur 11 tahun = tumbuh gigi taring
-
umur 12 tahun = tumbuh gigi geraham
besar kedua
-
umur 17-25 tahun = tumbuh gigi besar
geraham ketiga
Perkembangan bayi dan balita
Proses
perkembangan bayi dan balita dapat dibagi menjadi beberapa aspek, yaitu :
·
perkembangan fungsi motorik kasar
dengan tujuan utama adalah seorang
manusia yang dapat berjalan dan bergerak dengan sempurna.
·
Perkembangan fungsi motorik halus yang
memerlukan koordinasi antara fungsi visual dengan fungsi jari-jari tangan untuk
memegang menulis dan lain-lain.
·
Perkembangan mental, untuk menjadi
seorang dewasa yang pandai dan dapat memecahkan masalah
·
Perkembangan bicara dan bahasa untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
·
Perkembangan fungsi penglihatan
·
Perkembangan fungsi pendengaran
·
Perkembangan tingkah laku dan fungsi
sosial-adaptif untuk menyempurnakan dirinya sebagai mahluk yang hidup dalam
suatu lingkungan alam dan berhubungan dengan manusia lain.
2.2 Ciri-ciri Tumbuh dan Kembang
(Anik Maryunani. 2010)
Tumbuh
kembang merupakan suatu proses utama yang hakiki dan khas pada anak, dan
merupakan suatu yang terpenting pada anak tersbut. Tumbh kembang anak ini
mempunyai ciri-ciri antara lain:
a. Bahwa
manusia itu bertumbuh dan berkembang sejak dalam rahim sebagai janin, akan
berlanjur dengan proses tumbuh kembang anak, dan kemudian proses tumbug krmbng
dewasa.
b. Dalam
priode tertentu, terdapat adanya periode perceptan atau periode perlambatan,
antara lain :
·
pertumbuhan cepat terdapat pada masa
janin.
·
kemudian pertumbuhan cepat kembali pada
masa akil balik (12-16 tahun).
·
selanjutnya pertumbuhan kecepatannya
secara berangsur-angsur berkurang sampai suatu waktu (sekitar usia 18 tahun)
berhenti.
c. terdapat
adanya laju tumbuh-kembang yang berlainan diantara organ-organ.
d. tumbuh-kembang
merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh dua faktor penentu,yaitu faktor
genetik yang merupakan faktor bawaan,yan menunjukkan potensi anak dan faktor
lingkungan,yang merupakan faktor yang menentukan apakah faktor genetik
(potensi) anak akan tercapai.
e. pola
perkembangan anak mengikuti arah perkembangan yang di sebut sefalokaudal (dari
arah kepala ke kaki) dan proksimal-distal (menggerakkan anggota gerak yang
paling dekat dengan pusat,kemudian baru yang jauh).
f. pola
perkembangan anak sama pada setiap anak,tetapi kecepatannya berbea-beda.
2.3 Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
(Marni dan Kukuh Rahardjo.2012)
1. Faktor
Herediter/Genetik
Merupakan
faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan jenis kelamin
(Marlow, 1998dalam suprtini, 2004). Anak laki-laki setelah lahir cenderung
lebih besar dn tingi daripada anak perempuan, hal ini akan nampak saat anak
sudah mengalami pra-pubertas. Ras dan suku bangsa juga mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia memeiliki tubuh yang lebih pendek
dari pada orang eropa atau suku Asmat dari Irian berkulit hitam. (Marni dan
Kukuh Raharjo.)
Faktor genetika atau
herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai
hasil akhir proses tumbuh-kembang anak. Yang termasuk faktor genetik antara
lain:
·
Faktor bawaan yang normal atau
patologis, seperti kelainan kromosom (Sindrom Down), kelainan Kranio-fasial
(celah bibir)
·
Jenis kelamin:
a) Pada
umur tertentu laki-laki dan perempuan sangat berbeda dalam ukuran besar,
kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lain.
b) Anak
dengan jenis kelamin laki-laki pertumbuhannya cenderung lebih cepat daripada
anak perempuan.
c) Namun
dari segi kedewasaan, perempuan menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai
adolesensi (remaja) pada umur 10 tahun, sedangkan laki-laki mulai umur 12
tahun.
·
Keluarga : banyak dijumpai dalam satu
keluarga ada yang tinggi dan ada yang pendek.
·
Ras :
a) Beberapa
ahli antropologi menyatakan ras kuning cenderung lebih pendek dibanding dengan
ras kulit putih.
b) Suku
Asmat di Papua berkulit hitam, sementara itu suku Dayak di Kalimantan berkulit
putih.
·
Bangsa : Bangsa Asaia cenderung bertubuh
pendek dan kecil, sementara itu bangsa Amerika cenderung tinggi dan besar.
·
Umur : Kecepatan tumbuh yang paling
besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan masa adolesensi (remaja). (Anik
Maryunani. 2010)
2.
Faktor Eksternal
a. Lingkungan
pra-natal
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi
fetus dalam uterus yang dapat menggangupertumbuhan dan pekembangan janin antar
lain gangguan nutrisi karena ibu kurang mendapat asupun gizi yang baik,
gangguan endokrin pada ibu (diabetes militus), ibu yang mendapat terapi
sitostatika atau mengaami infeksi rubela, toxoplasmosis, sifilis dan herpes.
Faktor lingngan yang lain adalah radiasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada
organn otak janin.
b. Lingkungan
pos-natal
Lingkungan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perembangan setelah bayi lahir adalah :
1. Nutrisi
Nutrisi adalah salah
atau komonen yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan
dan perkembangan. Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein,
karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak
atau kurang terpnuhi maka dpat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Aspan nutrisi yang berlebihan juga berdaampak buruk bagi kesehatan anak, yaitu
terajadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam swl atau jarinngan bahkan
pada pembulu darah.
Penyebab status nutrisi kurang pada anak
:
a) Asupan
nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
b) Hiperaktivitas
fisik atau istirahat yang kurang
c) Adanya
penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi
d) Stress
emosi yang dapat menyebabkan menruunya nafsu makan atau absorbsi makanan tidak
adekuat
2. Budaya
lingkungan
Budaya keluarga atau
masyarakat akan mempengaruhi bagaimana mereka dalam mempersepsikan dan memahami
kesehatan dan perilaku hisup sehat. Pola perilaku ibu hamil diengaruhi oleh
budaya yang dianutnya, misalnya larangan untuk makan makanan tertentu padahal
zat gizi tersebut dibuthkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Keyakinan
untuk melahirkan di dukun bernak dari pada d tenaga kesehatan. Setelah anak
lahir dibesarkan di lingkungn atau berdasrkan lingkungan budaya mayarakat setempat.
3. Status
sosial dan ekonomi keluarga
Anak yang dibesarkan
dikeluarga yang berekonomi tinggi untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi
dengan dengan baik dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di keluarga yang
berekonomi sedang atau kurang. Demikiain dengan status pendidikan orang tua,
keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih menerima arahan terutama tentang
peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak, penggunana fasilias kesehatan
dan lain-lain dbandingkan dengan keluarga dengan latar belakang pendidikan
rendah.
4. Iklim
atau cuaca
Iklim tertentu akan
mempengaruhi status kesehatan anak misalnya musim penghujan dapat menimbulkan
banjir sehingga menebabkakn transportasi untuk mendapatkan makanan, timbul
penyakit menular, dan penyakit kulit yang dapat menyerang bayi dan anak-anak.
Anak yang tingga di daerah endemik misalnya endemik demam berdarah, jika
terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah akan meningkat.
5. Olahraga
atau latihan fisik
Manfaat olah raga atau
latihan fisik yang teratur akan meningkatkan sirkulai darah sehingga
meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan aktifitas fisik dan
menstimulasi perkembangan otot jaringan sel.
6. Posisi
anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai
anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau anak anak bungsu akan mempengaruhi
pola perkembangan anak tersebut di asuh dan dididik dalam keluarga.
7. Status
kesehatan
Status kesehatan anak
dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat
terlihat apabila anak dalam kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan
pertumbuhan dan perkembangan akan lebih mudah dibandingkan dengan anak dalam
kondisi sakit.
8. Faktor
hormonal
Faktor hormonal yang
berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah somatotropon yang
berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, hormon tiroid dengan
menstimulasi metabolisme tubuh, glukokotiroid yang berfungsi menstimulasi
pertumbuhan sel interstisial dari tetis untuk memproduksi testosterondan
ovarium untuk memproduksi estrogen selanjutnya hormon tersebut akan
menstimulasi perkembangan seks baik pada anak laki-laki maupun perempuan sesuai
dengan peran hormonya.
3. Faktor
Internal
(Anik Maryunani. 2010)
Disamping
faktor genetik dan lingkungan, faktor internal dalam diri anak berikut ini juga
dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, yaitu :
·
Kecerdasan (IQ)
a)
Kecerdasan dimiliki anak sejak
dilahirkan
b)
Anak dengan kecerdasan yang rendah tidak
akan mencapai prestasi yang cemerlang walaupun telah diberikan stimulus yang
tinggi
c)
Anak dengan kecerdasan tinggi dapat
didorong oleh stimulus lingkungan untuk berprestasi secara cemerlang.
·
Pengaruh hormonal
Terdapat tiga hormon
utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu :
a)
Hormon Somatotropin (Growth Hormon)
Atau hormon
pertumbuhan, merupakan hormon yang berpengaruh pada pertumbuhan tinggi badan
karena menstimulasi terjadinya proliferasi sel, kartilago dan skeletal.
Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan gigantisme (pertumbuhan yang besar ),
sementara itu kekurangan hormon ini menyebabkan dwarftisme (kerdil).
b)
Hormon Tiroid,
Dimana hormon ini mutlak diperlukan pada tumbuh
kembang anak, karena mempunyai fungsi menstimulasi metabolisme fungsi tubuh,
yaitu metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Kekurangan hormon ini
(disebut hipotiroidisme) dapat menyebabkan retardasi fisik dan mental bila
berlangsung terlalu lama. Sebaliknya, kelebihan hormon ini (disebut
hipertiroidisme) dapat mengakibatkan gangguan pada kardiovaskular ,
metabolisme, otak, mata, seksual dan lain-lain.
c)
Hormon Gonadotropin (hormon Seks)
Dimana hormon ini terutama mempunyai peranan penting
dalam fertilisasi dan reproduksi. Hormon ini menstimulisasi pertumbuhan
interstisial dari tertis untuk memproduksi testostron dan ovarium untuk
memproduksi ovum.
·
Pengaruh Emosi
a)
Orang tua terutama ibu adalah orang
terdekat tempat anak belajar untuk bertumbuh dan berkembang. Orangtua adalah
model peran bagi anak
b)
Jika orang tua memberi contoh perilaku
emosional yang baik atau buruk, anak akan belajar untuk meniru perilaku
orangtua tersebut.
c)
Proses maturasi atau pematangan
kepribadian anak diperoleh melalui proses belajar dari lingkungan keluarganya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Proses tumbuh kembang anak
merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari lahir sampai dewasa. Anak
yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan parameter
baku perkembangan anak.
3.2
Saran
Bagi petugas kesehata
khususnya bidan harus mampu bertugas memberikan asuhan kebidanan pada bayi dan
balita dengan melibatkan keluarga. Salah satu diantaranya adalah mengkaji
kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang bayi dan balita. Agar
bayi, balita dan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana semestinya
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan.
Jakarta. Trans Info Media.
Marni dan Kukuh rahardjo.
2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan
Anak Pra sekolah. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
0 komentar:
Posting Komentar